Beranda Travel Kisah Penemuan 4 Fosil Manusia Modern di Gua Braholo Gunungkidul

Kisah Penemuan 4 Fosil Manusia Modern di Gua Braholo Gunungkidul

210
0
Kisah Penemuan 4 Fosil Manusia Modern di Gua Braholo Gunungkidul Kisah Penemuan 4 Fosil Manusia Modern di Gua Braholo Gunungkidul
Kisah Penemuan 4 Fosil Manusia Modern di Gua Braholo Gunungkidul

Gua Braholo Gunungkidul ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional Kategori Situs di Indonesia. Di gua ini pernah ditemukan fosil manusia modern.

Juru Pelihara Gua Braholo, Marsono (44), mengungkapkan penemuan fosil manusia itu pada tahun 1997. Saat itu ada peneliti di Gua Braholo dan para peneliti menemukan empat fosil manusia.

“Hasilnya ada empat fosil kerangka manusia, tempat tinggal Gua Braholo tahun 1997. Kata peneliti itu sudah manusia modern, karena sudah ada pemisahan, seperti kerangka di pinggir dan sisa makanan di tengah. Jadi temuan di tengah itu sisa makanan,” kata Marsono saat ditemui, Rabu (16/11/2022).

READ  Profil Tim dan Daftar Pemain Timnas Amerika Serikat di Piala Dunia 2022

Gua Braholo berada di wilayah Pedukuhan Semugih, Kalurahan Semugih, Rongkop, Gunungkidul, DIY. Gua ini sekitar 65 kilometer dari pusat Kota Jogja.

Marsono melanjutkan, penelitian di Gua Braholo dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Jakarta, yang dipimpin Prof Truman Simanjuntak. Pada penelitian tersebut telah dibuka 14 kotak ekskavasi dengan temuan yang sangat padat, terdiri dari tembikar, sisa biji-bijian yang sebagian besar di antaranya terbakar dan hangus, sisa fauna yang sangat melimpah, sisa industri batu, sisa industri tulang dan cangkang kerang.

“Namun, setelah ada penelitian dari Prof Truman tahun 1994 dan dibukukan tahun 1996 masyarakat jadi tahu kalau Gua Braholo ternyata menyimpan sejarah,” kata Marso, sapaannya.

READ  Manfaat Daun Ketapang yang Tak Terduga bagi Kesehatan

Penelitian pertama itu, kata Marso, berujung pada munculnya beberapa kotak ekskavasi. Sampai sekarang kotak-kotak tersebut dibiarkan tetap terbuka.

“Karena setelah selesai penelitian ditutup seng, tapi setelah analisa di dua tahun sebelum Corona itu kan banyak hewan yang masuk dan reruntuhan juga. Karena itu untuk penelitian dua tahun kemarin, setelah ekskavasi ditutup ulang agar tidak membahayakan pengunjung,” jelasnya.

Selanjutnya, Marso menyebut ada penelitian lagi di Gua Braholo pada tahun 1997. Setelah itu, banyak peneliti yang melakukan penelitian di Gua Braholo. Bahkan, Marso menyebut hampir setiap tahun ada penelitian di gua tersebut.

READ  Erik Ten Hag Sebut Marcus Rashford Selevel dengan Kylian Mbappe, Sepakat?

“Karena itu tahun 2001 dibangun anak tangga itu. Nah, itu dibangun karena ada peneliti yang jatuh, jalannya kan setapak dan licin kalau musim hujan seperti ini. Tapi setelah Corona tidak ada penelitian lagi di Gua Braholo,” terangnya.

“Tapi sayangnya Gua Braholo ini semua temuannya tidak ada yang di sini. Ada yang dibawa ke UGM dan ke Punung Pacitan (Jawa Timur) karena di sini (Semugih) juga belum ada tempat yang sesuai untuk menyimpan temuan tersebut,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here