Tak pelak lagi bahwa bulu tangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat dibanggakan di Indonesia. Skuad Merah Putih sejak lama telah melahirkan begitu banyak pemain berbakat yang mampu menghasilkan prestasi mentereng di kancah internasional.
Bulu tangkis Tanah Air pun memiliki sederet legenda yang sampai sekarang namanya selalu dielu-elukan karena mampu mengharumkan nama bangsa. Mereka kini sudah gantung raket, tetapi tetap dikenang oleh ranah badminton pada era sekarang.
Setelah pensiun, mereka pun memiliki berbagai kesibukan beragam dan memiliki profesi baru. Ada yang masih berkecimpung di arena bulu tangkis, ada pula yang membuka usaha yang tak memiliki kaitan dengan olahraga tersebut.
Susy Susanti
Prestasi: Medali emas Olimpiade (1992), medali perunggu Olimpiade (1996), medali emas Kejuaraan Dunia (1993), medali emas Uber Cup (1994, 1996), medali emas SEA Games (1987, 1989, 1991, 1995, 1997), juara All England (1990, 1991, 1993, 1994)
Setelah pensiun, Susy Susanti sempat sibuk menjadi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, yang kini sudah beralih ke tangan Rionny Mainaki. Kini Susy pun mengembangkan brand raket bulu tangkis bernama ‘Astec’, yakni singkatan dari ‘Alan-Susy Technology’.
Liliyana Natsir
Prestasi: Medali emas Olimpiade (2016), medali perak Olimpiade (2008), medali emas Kejuaraan Dunia (2005, 2007, 2013, 2017), medali emas SEA Games (2005, 2007, 2009, 2011), juara All England (2012, 2013, 2014)
Setelah pensiun pada akhir 2018, Liliyana Natsir diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu, ia juga sibuk menjadi presenter acara bincang-bincang ‘Tektokan Ala Butet’ di kanal YouTube PB Djarum. Menurutnya, ini merupakan caranya mencari kesibukan yang positif.
Taufik Hidayat
Prestasi: Medali emas Olimpiade (2004), medali emas Kejuaraan Dunia (2005), medali emas Piala Thomas (2000, 2002), medali emas Asian Games (1998, 2002, 2006), medali emas SEA Games (1999, 2007, 2011)
Setelah pensiun sebagai pebulu tangkis, Taufik Hidayat memilih mengerahkan energinya untuk mencari talenta muda. Ia pun membangun sport center Taufik Hidayat Arena (THA) di Ciracas. Bersama Yonex, ia juga kerap melakoni coaching clinic bersama para legenda bulu tangkis dunia lainnya.