Menurut WHO, pada tahun 2020 diperkirakan 10 juta orang di dunia menderita penyakit tuberkulosis (TB). 10 juta tersebut merupakan total dari 5,6 juta pria, 3,3 juta wanita dan 1,1 juta anak-anak. Lantas, apa itu tuberkulosis?
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang menyerang sistem pernapasan tepatnya di paru-paru. Jika tidak menjalani pengobatan, penyakit ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh yang lainnya, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.
Tuberkulosis diyakini sebagai penyebab kematian ke-13 dan pembunuh menular nomor dua setelah COVID-19 (di atas HIV/AIDS). Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang kasus tuberkulosis terbanyak. Lalu, apa yang menyebabkan penyakit ini terjadi?
Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, Tuberkulosis disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebar melalui udara. Orang yang terkena penyakit ini biasanya ditandai dengan gejala batuk terus-menerus, menurunnya berat badan, sesak napas, dan berkeringat di malam hari walaupun tidak sedang melakukan aktivitas.
Karena penularannya cukup mudah yaitu melalui udara, Kamu harus waspada sebab setiap orang bisa berpotensi terinfeksi tuberkulosis. Berikut beberapa faktor penyebab yang meningkatkan kemungkinan penularan:
- Sering kontak langsung dengan penderita tuberkulosis
CDC mengatakan bahwa rumah sakit atau tempat lain yang sering didatangi penderita tuberkulosis dan suatu area dengan kasus tuberkulosis tinggi bisa membuat kamu rentan menderita penyakit yang sama. Selain itu, orang yang sering kontak atau berhubungan dengan penderita tuberkulosis sangat berisiko tertular. Sebagai contoh, orang yang tinggal satu rumah melakukan kontak dekat, atau perawat yang merawat pasien TB setiap hari akan lebih berisiko terkena TB dibandingkan orang yang berusaha menghindari kontak dengan penderita.
- Kondisi tempat tinggal yang kurang baik
Bukan hanya kontak secara langsung saja yang membuat seseorang berpotensi tertular tuberkulosis, ruang tinggal dengan ventilasi udara yang buruk atau bahkan tidak terdapat ventilasi sama sekali juga akan meningkatkan risiko seseorang untuk terkena TB paru aktif. Hal ini dikarenakan bakteri yang dikeluarkan saat penderita batuk atau bersin akan terperangkap di dalam ruangan tersebut dan terus-menerus terhirup. Maka dari itu, jagalah ruangan tetap bersih dengan sirkulasi udara yang baik.
- Gaya hidup yang tidak sehat
Faktor risiko lain yang memicu bakteri penyebab tuberkulosis untuk berkembang menjadi aktif adalah konsumsi rokok dan alkohol secara rutin, serta penggunaan obat-obatan rekreasional, seperti narkoba. Zat-zat berbahaya yang terdapat di dalam rokok, alkohol, dan obat-obatan tersebut berpotensi melemahkan sistem kekebalan tubuh yang berpotensi menderita penyakit TB pun dapat meningkat.
- Bepergian ke tempat yang beresiko menularkan
Penyebab lain yang menentukan penularan tuberkulosis adalah lingkungan tempat kamu bekerja, seperti rumah sakit atau fasilitas kesehatan di daerah endemik tuberkulosis. Selain itu, penularan penyakit tuberkulosis juga lebih mudah terjadi di fasilitas penampungan, seperti penjara, tempat penampungan anak jalanan, panti, atau pengungsian. Orang-orang yang berada di tempat-tempat tersebut jauh lebih mudah terinfeksi bakteri penyebab tuberkulosis.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Kondisi dan penyakit tertentu dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami tuberkulosis. Beberapa di antaranya yaitu, lansia dan anak-anak, orang yang terinfeksi HIV/AIDS, penderita diabetes, mengalami stres, pengidap HIV/AIDS, orang yang mengalami malnutrisi, pecandu narkoba, perokok, orang yang sedang dalam terapi obat imunosupresif, penderita kecanduan alkohol, dan penderita penyakit ginjal stadium lanjut.