Beranda Uncategorized Sejarah Makam Bung Karno di Blitar, Awalnya Bernama Taman Bahagia

Sejarah Makam Bung Karno di Blitar, Awalnya Bernama Taman Bahagia

49
0

Sejarah Makam Bung Karno di Blitar, Awalnya Bernama Taman Bahagia

Banyak pejabat menyebut bukan orang Indonesia jikalau belum berziarah ke Makam Bung Karno (MBK). Tempat peristirahatan paling akhir Bung Karno ini awalnya bernama “Taman Bahagia”.


Dalam buku Makam Bung Karno koleksi Perpusnas BK ditulis, sejarah MBK di Kelurahan Bendogerit, Sananwetan Kota Blitar ini merupakan awal Pemerintahan Kota Blitar yang masih diwarnai motivasi juang yang kuat. Semangat ini juga didorong kunjungan pertama Bung Karno di th. 1950.

Dalam kunjungan itu, Bung Karno sempat berpidato di Alun-Alun Blitar memberikan perlunya di bangun Taman Makam Pahlawan (TMP). Lokasi spesifik para pahlawan yang gugur dan jenazahnya tersebar di bermacam tempat.

Melalui musyawarah bersama pada Bapak Darmadi Bupati Pemerintah Kabupaten Blitar dan Bapak Supardi Wali Kota Blitar dan juga para sesepuh Blitar pada lain Bapak dan Ibu Wardoyo (Kakak Bung Karno), Bapak Kartowibowo, Bapak Pramoesoedirdjo dan lebih dari satu mantan Tentera Pelajar menyepakati rencana pembangunan TMP bersama mengambil alih lebih dari satu tanah yayasan perkumpulan kematian “Mardi Mulyo” di Karang Mulyo Bendogerit Blitar. Kelak setelah terwujud, lokasi pemakaman itu di namakan “Taman Bahagia”. (Dokumentasi, 4/2/2018).

READ  Film Solata Angkat Isu Pendidikan di Dusun Pedalaman, Terinspirasi Kisah Nyata

Ketika Ibunda Bung Karno, Ida Ayu Nyoman Rai wafat terhadap tanggal 12 September 1958, kala meninggal hingga pemakamannya di tunggui oleh Bung Karno dan tamu-tamu berasal dari pusat. Saat itulah lokasi pemakaman itu di tetapkan di makamkan di TMP “Taman Bahagia”.

“Itu sebab ibunda Bung Karno oleh Bangsa Indonesia udah di terima sebagai Pahlawan yang melahirkan tokoh bangsa,” papar Kabid Pengelolaan Destinasi Wisata terhadap Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Heru Santoso, Selasa (14/12/2021).

Ketika Bung Karno wafat terhadap tanggal 21 Juni 1970, atas keputusan Presiden Soeharto di makamkan di tempat ini bersama alasan di sandingkan bersama ibundanya. Saat itulah nampak pemandangan ratusan ribu rakyat di makam tersebut. Bahkan militer mesti ekstra ketat melindungi lautan manusia yang menginginkan merangsek mendekat, melihat, menyentuh peti jenazah Bung Karno.

Pada 22 Juni 1970 sekitar pukul 15.00 WIB, jenazah Bung Karno tiba di Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh Malang. Upacara militer pemakaman bersama cepat di kerjakan bersama Inspektur Upacara Jenderal Maraden Panggabean.

READ  Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Pasti Maxwin 2023

Pemakaman Bung Karno di Blitar ini sebenarnya tidak di setujui pihak keluarga. Keluarga menginginkan mematuhi pesan Bung Karno sehingga setelah wafat nanti menginginkan di makamkan di bawah pohon yang rindang dan gemericiknya air yang mengalir di bawahnya. Lokasi yang di idamkan Bung Karno itu di sebut berada di tempat Periangan. Kemungkinan yang di maksud Bung Karno adalah di Istana Batu Tulis, Bogor.

Juni 1978 TMP “Taman Bahagia” ini di pugar, bersama memindahkan makam-makam para pahlawan yang berada di tempat berikut ke TMP “Raden Wijaya”. Lokasi pemakaman pahlawan ini elah di kerjakan sejak bulan Februari 1970. Atau empat bulan sebelum Bung Karno wafat.

Jadi di TMP “Taman Bahagia”, tinggal makam Bung Karno dan ibundanya. Lalu di lengkapi bersama pemindahan kerangka jenazah ayahanda Bung Karno yang kedua, setelah kepindahan pertamanya di th. 1975 berasal dari Pemakaman Umum “Karet” di Jakarta. Batu nisannya berasal dari pemakaman “Karet” di Jakarta hingga kini masih tersimpan di Istana Gebang.

Tahun 1978, ada inspirasi berasal dari pemerintah pusat untuk membangun makam. Waktu itu yang menjadi pimpinan proyek pembangunan makam ini adalah Siswono Yudho Husodo. Di selesaikan dan juga di resmikan tanggal 21 Juni 1979. Saat itulah jadi di kenal bersama nama Makam Bung Karno,” ulas Heru.

READ  Kucing Menjadi Peliharaan Primadona bagi Beberapa Orang

Tanggal 21 Juni 1979, Presiden Soeharto memiliki Makam Bung Karno bersama di beri tanda tangan sebuah prasasti yang berbunyi: “Telah di pugar makam ini oleh Presiden Republik Indonesia” Blitar.

Pada awalnya, bangunan cungkup “Astana Mulyo” di tutup kaca setebal 10 cm. Masyarakat belum di perbolehkan memandang ke di dalam cungkup atau nisan. Para peziarah cuma menaburkan bunga di tempat yang udah di sediakan. Areal cungkup baru di akses cuma untuk pejabat dan keluarga bersama penjagaan petugas berasal dari Kodim 0808 Blitar.

Baru di th. 2000 hingga sekarang, cungkup MBK di akses untuk umum bersama melepaskan kaca penutup. (Dokumen Pribadi Perpustakaan Bung Karno). Kini MBK udah menjadi aset pariwisata sejarah unggulan Kota Blitar. Menjadi energi tarik utama bermacam lapisan penduduk berasal dari di dalam dan luar negeri untuk mampir berziarah.