Ketahui Beragam Teknik Pemberian Napas Buatan Berikut Ini

Napas buatan adalah metode dukungan oksigen kepada seseorang yang mengalami ada masalah bernapas atau henti napas. Napas buatan mampu di berikan secara manual atau mengfungsikan alat bantu pernapasan.
Napas buatan merupakan bagian berasal dari resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR), yakni tehnik dukungan pertama terhadap kondisi henti napas atau henti jantung. Kedua kondisi tersebut mampu di sebabkan oleh banyak hal, seperti serangan jantung, cedera berat, atau tenggelam.
Saat napas terhenti, suplai oksigen dalam darah terhitung terhenti. Kurangnya suplai oksigen mampu membawa dampak rusaknya otak hingga kematian cuma dalam waktu 8–10 menit, agar dukungan pertama harus segera di lakukan.
Tahapan resusitasi jantung paru adalah compression, airways, dan breathing (C-A-B). Compression atau kompresi adalah tahap menghimpit dada untuk mendukung jantung memompa darah, di lanjutkan bersama dengan airways sebagai upaya membuka jalan pernapasan, dan breathing fungsi berikan napas buatan.
berbagai teknik napas buatan yang perlu anda ketahui
Pemberian napas buatan mampu di jalankan secara manual maupun mengfungsikan alat bantu pernapasan. Namun, penggunaan alat harus di jalankan oleh tenaga medis. Berikut ini adalah lebih dari satu tehnik napas buatan yang harus Anda ketahui:
Mouth to mouth
Mouth to mouth atau menambahkan napas berasal dari mulut ke mulut adalah tehnik napas buatan yang umum di lakukan, tetapi sudah tidak di rekomendasikan.
Teknik mouth to mouth mampu di jalankan siapa saja saat hendak menambahkan dukungan pertama terhadap orang yang mengalami henti napas sambil tunggu datangnya bantuan.
Jika mulut orang yang hendak di tolong terluka, dukungan napas buatan mampu di jalankan berasal dari mulut penolong ke hidung orang yang hendak di tolong. Berikut ini adalah urutan cara dukungan napas buatan berasal dari mulut ke mulut atau hidung:
Pindahkan orang yang mengalami henti napas ke area yang aman.
Periksa tingkat kesadaran orang yang hendak ditolong bersama dengan cara memanggilnya atau menepuk dada atau bahu.
Jika korban tidak sadar, tidak bernapas, dan tidak terdengar detak jantung atau tidak teraba denyut nadinya, segera minta dukungan orang lain untuk memanggil ambulans.
Sambil menunggu, lakukan dukungan bersama dengan menghimpit dada korban (kompresi) sebanyak 30 kali dan dukungan napas buatan sebanyak 2 kali.
Untuk membuka saluran napas, angkat dagu korban bersama dengan hati-hati hingga posisi kepalanya mendongak.
Cubit lubang hidung korban, tarik napas dalam, dan letakkan mulut Anda hingga menutupi mulut korban. Jika terdapat luka terhadap mulut korban, tutup mulutnya, letakkan mulut Anda menutupi hidung korban. Tiupkan napas, lalu perhatikan apakah dada korban naik. Jika dada tidak naik, ulangi bersama dengan membuka saluran napas dan memberikan napas kedua.
Lakukan dukungan ini hingga dukungan medis datang.
Sebelum menambahkan napas buatan mouth to mouth, Anda harus jelas bahwa metode ini berisiko menularkan penyakit yang mampu menyebar lewat droplet atau ludah, andaikata hepatitis A dan COVID-19. Bila ada luka di mulut, mampu terhitung terjadi penularan penyakit lewat darah, andaikata hepatitis B atau HIV.
Untuk menghindari perihal tersebut, di ciptakan mouth to mouth resuscitation device. Alat yang kebanyakan terbuat berasal dari silikon atau PVC ini bermanfaat menghindar terjadinya kontak segera bersama dengan ludah korban.
Ambu bag atau bag valve mask
Ambu bag merupakan pompa hawa yang di operasikan bersama dengan cara menghimpit kantong memuat udara. Alat ini sangat mungkin pasien mendapat pasokan oksigen saat mengalami henti napas. Penggunaan ambu bag harus di jalankan oleh petugas medis.
Agar alat ini mampu bekerja maksimal, masker ambu bag harus di letakkan secara pas terhadap mulut dan hidung pasien, agar tidak ada celah bagi hawa untuk keluar. Selain itu, posisi berbaring pasien terhitung harus benar agar saluran udaranya benar-benar terbuka.
Nasal canulla dan masker oksigen
Nasal canulla atau nasal kanul adalah selang oksigen yang di letakkan di hidung. Selang ini mempunyai dua cabang yang di masukkan ke dalam dua lubang hidung untuk mengalirkan oksigen.
Sementara itu, masker oksigen adalah masker tertentu yang di letakkan di muka dan juga menutup hidung dan mulut pasien. Masker ini tersambung bersama dengan selang oksigen fungsi menyalurkan oksigen ke pasien.
Berbeda bersama dengan tehnik mouth to mouth dan penggunaan ambu bag yang di gunakan waktu kondisi pasien tidak mampu bernapas secara spontan, nasal canulla atau masker oksigen di gunakan waktu pasien tetap mampu bernapas sendiri.
Penggunaan nasal canulla atau masker oksigen bermanfaat untuk memudahkan pasien bernapas, tanpa mengakibatkan gangguan waktu menelan atau berbicara.
Alat tersebut sering di gunakan terhadap penderita pneumonia, asma, penyakit paru obstruktif kronis, sleep apnea, atau gangguan pernapasan terhadap anak-anak dan bayi baru lahir.
Intubasi
Intubasi merupakan tehnik dukungan napas buatan yang di jalankan oleh dokter untuk membuka jalan napas dan menambahkan oksigen. Langkah ini di jalankan bersama dengan cara memasukkan tabung tertentu yang di sebut endotracheal tube (ETT) terhadap batang tenggorokan pasien lewat mulutnya.
Intubasi di jalankan sebagai prosedur darurat untuk pasien yang tidak jelas dan tidak mampu bernapas, agar saluran napas selalu terbuka dan menghindar pasien kehilangan nyawanya akibat susah bernapas. Prosedur ini kebanyakan di jalankan di instalasi kritis darurat (IGD) dan ICU.
Meski tehnik napas buatan di atas banyak melibatkan alat bantu pernapasan dan kebanyakan di jalankan oleh tenaga medis, bukan bermakna Anda sebagai orang awam tidak harus mengetahuinya.
Anda pun selalu mampu mempelajari cara menambahkan napas buatan bersama dengan metode mouth to mouth sebagai bagian berasal dari resusitasi jantung paru (RJP).
Keterampilan ini mampu bermanfaat jika suatu waktu ada orang di kira-kira Anda pingsan di sertai henti napas atau henti jantung, agar tindakan RJP mampu Anda lakukan untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut.
Sambil lakukan napas buatan dan kompresi dada, jangan lupa untuk selalu menghubungi ambulans di nomor 118 dan polisi di nomor 112 untuk menghendaki pertolongan.
Lakukanlah dukungan napas buatan hingga orang yang di tolong perlihatkan respons berbentuk munculnya denyut nadi dan mampu bernapas sendiri atau hingga dukungan medis datang.