Telat Menikah Bikin Pasangan Susah Hamil?

Telat Menikah Bikin Pasangan Susah Hamil?
Telat Menikah Bikin Pasangan Susah Hamil?

Di zaman kiwari, memiliki momongan tak semudah yang dipikirkan. Banyak pasangan yang telah bertahun-tahun berupaya tapi tak juga diberikan momongan.

Tengok saja Soca. Di usia pernikahannya yang hampir genap dua tahun ini, ia tak kunjung diberikan kehamilan.

“Kayaknya saya sama suami nikahnya agak telat, ya,” ujar Soca pada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu. Soca kini menginjak usia 34 tahun, sementara suami kini telah 37 tahun.

Berbagai cara alami telah dilakukan keduanya demi mendapatkan kehamilan. Mitos atau bukan, semua saran dicoba dilakukan.

Tak ada juga tunda menunda kehamilan seperti pada beberapa pasangan lain.

“Niatnya, kalau setelah nikah langsung dikasih [kehamilan], ya, alhamdulillah banget. Tapi, ternyata udah mau dua tahun, masih nihil juga,” ujar Soca.

Soca sadar, mungkin salah satu penyebabnya adalah kondisi kesuburannya yang tak lagi seprima dulu.

Kenyataannya, banyak pasangan yang memilih menikah pada jelang usia 30 tahun atau bahkan mendekati usia 40-an.

Sosiolog sekaligus dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia Ida Ruwaida mengatakan bahwa terdapat kelompok masyarakat yang mengedepankan menikah di usia tua.

Mereka umumnya berpikir bahwa pernikahan bukan hanya untuk tujuan reproduksi, tapi juga rekreasi atau kebahagiaan dan kesejahteraan.

“Mereka lebih santai menyikapi punya anak atau tidak,” ujar Ida saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Bahkan, lanjut Ida, sebagian dari mereka kini tak ingin memiliki anak banyak. Salah satu alasannya adalah tanggung jawab yang besar saat dikaruniai anak banyak.

Padahal, semakin bertambahnya usia, semakin menurun peluang kehamilan itu didapat. Soal usia ini bukan cuma dibebankan pada wanita, tapi juga pria.

“Faktor fisik itu, kan, sangat berpengaruh dalam hal reproduksi. Masih muda secara fisik, tentu masih bugar,” ujar dokter spesialis kandungan Andon Hestiantoro.

Kualitas sperma dan tingkat kesuburan pria, lanjut Andon, akan semakin menurun seiring berjalannya waktu.

Faktor stres tinggi

Selain usia pernikahan yang semakin mundur, tingkat stres yang tinggi juga berpengaruh pada menurunnya peluang kehamilan.

Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa stres adalah salah satu penyebab utama yang membikin hormon jadi tidak seimbang sehingga memengaruhi kesuburan.

“Tekanan pada gaya hidup atau terlalu sibuk bekerja sehingga menghasilkan kelelahan secara fisik dan mental juga dapat mengacaukan kadar hormon dan metabolisme dalam tubuh,” ujar psikolog klinis Monica Sulistiawati.

Pada laki-laki, lanjut Monica, kadar hormon yang tidak seimbang dan metabolisme yang terganggu dapat mengganggu produksi sperma. Sementara pada perempuan, dapat menurunkan produksi hormon estrogen yang berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi.

“Saat hormon estrogen menurun, umumnya hormon androgen meningkat. Kadar hormon androgen berlebih pada tubuh wanita dapat mengganggu tingkat kesuburannya,” imbuhnya.

Lebih dari itu, Monica juga menegaskan bahwa rasa lelah berlebih tentu juga dapat memengaruhi hasrat seksual yang dapat menyebabkan seseorang tidak tertarik atau berkeinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangannya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *